Kelas : XI IPA 4
SMAN JATINANGOR
Pengertian Umum Budaya Politik
Ø Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara,
penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat
istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat
setiap harinya.
Ø Budaya politik juga
dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang
memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif
dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Ø Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama
oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda
pula budaya politiknya, seperti antara
masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. O'G Anderson, kebudayaan
Indonesia cenderung membagi secara tajam antara kelompok elite dengan kelompok massa.
Ø Almond dan Verba mendefinisikan
budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap
sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga
negara yang ada di dalam sistem itu.
Pengertian budaya politik secara teoritis sebagai berikut :
a.
Budaya
politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui
oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.
b.
Budaya politik dapat dilihat dari
aspek doktrin dan aspek generiknya. yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti
sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik)
menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri
budaya politik, seperti militan, utopis, terbuka, atau tertutup.
c.
Bentuk
budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat.
Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli
a. Rusdi Sumintapura
Budaya politik
tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap
kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b. Sidney
Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol
ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik
dilakukan.
c. Alan
R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan,
emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan
isu-isu politik.
d. Austin
Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan
pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi
terhadap objek-objek politik.
e. Gabriel
A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang
berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat
pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
f. Samuel Beer
Budaya
politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman
pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh
pemerintah.
g. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba
Budaya
politik adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap
sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap
peranan warga negara yang ada dalam sistem itu.
h. Mochtar
Masud dan Colin McAndrews
Budaya
politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan
pemerintahan negara dan politiknya.
i. Larry Diamond
Budaya
politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi suatu masyarakat
tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing individu dalam
sistem itu.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas (dalam arti umum atau
menurut para ahli), maka dapat ditarik beberapa batasan konseptual tentang
budaya politik sebagai berikut :
Ø Pertama : bahwa konsep budaya politik
lebih mengedepankan aspek-aspek non-perilaku aktual berupa tindakan, tetapi
lebih menekankan pada berbagai perilaku non-aktual seperti sikap,
nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan. Hal inilah yang
menyebabkan Gabriel A. Almond memandang bahwa
budaya politik adalah dimensi psikologis dari sebuah
sistem politik yang juga memiliki peranan penting berjalannya sebuah
sistem politik.
Ø Kedua : hal-hal yang diorientasikan dalam budaya politik adalah sistem politik,
artinya setiap berbicara budaya politik maka tidak akan lepas dari pembicaraan
sistem politik. Hal-hal yang diorientasikan dalam sistem politik, yaitu setiap
komponen-komponen yang terdiri dari komponen-komponen struktur dan fungsi dalam
sistem politik.
Ø Ketiga : budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang menggambarkan komponen-komponen
budaya politik dalam jumlah besar, atau mendeskripsikan masyarakat di suatu
negara atau wilayah, bukan per-individu.
Ciri budaya politik di indonesia
1. Budaya Politik Parokial ( parochial
Political Culture) :
Budaya politik parokial yaitu budaya
politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah.
Cirinya
: - lingkupnya sempit dan kecil
-
masyarakatnya sederhana dan tradisional
bahkan buta hurup
- Spesialisasi kecil belum berkembang.
- Pemimpin politik biasanya berperan ganda bidang ekonomi,
agama dan budaya
-
masyarakatnya cenderung tidak menaruh minat terhadap
objek politik yang luas.
- masyarakatnya tinggal
di desa terpencil di mana kontak dengan
system politik kecil.
2. Budaya Politik Kaula / Subjek (subject
Political Culture) :
Budaya Politik Kaula / Subjek yaitu budaya
politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun
ekonominya tetapi masih bersifat pasif.
Cirinya
: - Orang secara pasif patuh pada pejabat pemerintahan
dan undang- undang.
- Tidak melibatkan diri pada politik
atau golput.
- masyarakat mempunyai minat, perhatian, kesadaran terhadap
system politik.
-
Sangat memperhatikan dan tanggap terhadap keputusan politik,
atau output
- Rendah dalam input kesadaran sebagai actor politik belum tumbuh.
3. Budaya Politik Partisipan (participant
Political culture) :
Budaya politik partisipan,yaitu budaya
politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat
mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik.
Sebagai insan politik, kegiatan-kegiatan politik yang dapat dilakukan sebagai
wujud partisipasi politik, antara lain :
Ø Membentuk organisasi politik
atau menjadi anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat mengontrol
maupun memberi input terhadap setiap kebijakan pemerintah.
Ø Aktif dalam proses pemilu, seperti
berkampanye, menjadi pemilih aktif, dan menjadi anggota perwakilan rakyat.
Ø Bergabung dalam kelompok-kelompok
kepentingan kontemporer, seperti unjuk rasa secara damai tidak anarkis atau
merusak, petisi, protes, dan demonstrasi.
Cirinya : - Kesadaran
masyarakat bahwa dirinya dan orang lain anggota
aktif
dalam
kehidupan
politik.
- Melibatkan diri dalam system politik sangat berarti
walaupaun
hanya sekedar memberikan suara
dalam
pemilu.
- Tidak menerima begitu saja terhadap
keputusan, kebijakan system politik
-
Dapat menilai dengan penuh kesadaran baik input maupun
output bahkan posisi dirinya
sendiri.
Berdasarkan bentuk
Politiknya
Gabriel Almond mengklasifikasikan
budaya politik sebagai berikut :
a.
Budaya
politik parokial (parochial
political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah,
yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif rendah).
b.
Budaya
politik kaula (subyek political culture), yaitu
masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya)
tetapi masih bersifat pasif.
c.
Budaya
politik partisipan (participant
political culture), yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran
politik sangat tinggi.
Namun dalam kenyataan tidak ada satupun negara yang memiliki budaya politik
murni partisipan, pariokal atau subyek. Melainkan terdapat variasi campuran di
antara ketiga tipe-tipe tersebut, ketiganya menurut Almond danVerba tervariasi
ke dalam tiga bentuk budaya politik, yaitu :
a. Budaya
politik subyek-parokial (the parochial- subject culture)
b. Budaya
politik subyek-partisipan (the subject-participant culture)
c. Budaya politik
parokial-partisipan (the parochial-participant culture)
Berdasarkan penggolongan atau bentuk-bentuk budaya politik di atas, dapat
dibagi dalam tiga model kebudayaan politik sebagai berikut :
Model-Model Kebudayaan Politik
|
||
Demokratik Industrial
|
Sistem Otoriter
|
Demokratis Pra Industrial
|
Dalam sistem ini cukup banyak aktivis politik untuk menjamin adanya kompetisi partai-partai poli-tik dan kehadiran pemberian
suara yang besar.
|
Di sini
jumlah industrial dan modernis sebagian kecil, meskipun terdapat organisasi politik dan partisipan politik
seperti mahasiswa, kaum
in-telektual dengan tindakan persuasif menentang sis-tem yang ada, tetapiseba-gian besar jumlah rakyat hanya menjadi
subyek yang pasif.
|
Dalam sistem ini hanya terdapat sedikit sekali parti-sipan dan sedikit
pula keter-libatannya dalam peme-rintahan
|
Menurut Muhtar
Masoed dan Colin MacAndrews ada 3 model budaya politik :
a. Model masyarakat demokratis industrial Yang terdiri
dari aktivis politik, kritikus
politik.( Identik dengan budaya politik partisipan).
b. Model Sistem politik otoriter rakyat sebagai subyek
yang pasif, tunduk pada hukumnya tapi tidak melibatkan diri dalam urusan
politik dan pemerintahan ( Identik dengan budaya politik subjek).
c. Model masyarakat
system demokratis pra –industrial masyarakat pedesaan, petani, buta
hurup, kontak politik sangat kecil, (budaya politik Parokial).
Bagian-bagian budaya politik
Secara umum budaya politik terbagi atas
tiga :
1. Budaya politik apatis
(acuh, masa bodoh, dan pasif)
2. Budaya politik
mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)
3. Budaya politik
partisipatif (aktif)
Komponen-Komponen Budaya Politik
Menurut Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr., bahwa budaya politik merupakan dimensi psikologis dalam suatu sistem
politik. Maksud dari pernyataan ini menurut Ranney, adalah karena
budaya politik menjadi satu lingkungan psikologis, bagi terselenggaranya
konflik-konflik politik dan terjadinya proses pembuatan kebijakan politik.
Sebagai suatu lingkungan psikologis, maka komponen-komponen berisikan
unsur-unsur psikis dalam diri masyarakat .
Menurut Ranney, terdapat dua komponen utama dari
budaya politik, yaitu orientasi kognitif (cognitive orientations) dan
orientasi afektif (affective oreintatations). Sementara itu, Almond
dan Verba dengan lebih komprehensif mengacu pada apa yang dirumuskan
Parsons dan Shils tentang klasifikasi tipe-tipe orientasi, bahwa budaya politik
mengandung tiga komponen obyek politik sebagai berikut.
Ø Orientasi
kognitif : yaitu berupa pengetahuan
tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta
input dan outputnya.
Ø Orientasi
afektif : yaitu
perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya.
Ø Orientasi
evaluatif : yaitu keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek
politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan
informasi dan perasaan.
Arigatou... sgt bermanfaat ^_^
ReplyDeletehihihihi,, tak bise di copas
ReplyDeletetapi mantap..
Seringkali kita diperdaya oleh politik Indonesia saat ini..
ReplyDeleteberbagai bentuk politik yang hanya mementingkan sendiri membuat kita makin jatuh.
miris juga liatnya..
salam Indonesia maju dengan mengedepankan jati diri bangsa dengan budaya.
Salam dari kami Galeri Budaya