Saturday 22 March 2014

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI “Pembuatan nata de coco dengan menggunakan air kelapa”

LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“Pembuatan nata de coco dengan menggunakan air kelapa”

Disusun Oleh :
1.   Ajeng Utami Putri                          
2.   Faheem Razid Fadlullah               
3.   Irfan Abdussalam  
4.   Nur Syahbani         
5.   Sari Yunengsih                               
6.   Yulianti                               
XII IPA 4






SMA NEGERI JATINANGOR
Jl.Raya Jatinangor KM. 22 Tlp. (022) 7782096 Sumedang 45363
E-mail : sman jatinangor@yahoo.co.id
2014-2015
PENDAHULUAN
            Bakteri dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu bakteri yang membahayakan, bakteri yang merugikan dan bekteri yang menguntungkan. Adapun yang termasuk dalam kelompok bakteri yang membahayakan antara lain adalah bakteri yang menghasilkan racun atau menyebabkan infeksi, sedangkan ternasuk dalam kelompok bakteri yang merugikan adalah bakteri pembusuk makanan. Sementara yang termasuk dalam kelompok bakteri yang menguntungkan adalah jenis bakteri yang dapat dimanfaatkan oleh manusia hingga menghasilkan produk yang berguna.
            Bakteri Acetobacter xylinum merupakan bakteri yang menguntungkan manusia. Artinya dapat digunakan untuk membuat suatu produk yang bermanfaat bagi manusia yaitu dapat dipergunakan  dalam pembuatan Nata de Coco(kolang kaling air kelapa) Acetobacter Xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negative.
            Bakteri Acetobacter xylinum dapat hidup pada larutan dengan derajat keasaman atau kebasaan 3,5-7,5 pH. Namun Acetobacter xylinum akan lebih tumbuh dengan optimal pada derajat keasaman 4,3 pH. Idealnya bakteri Acetobacter xylinum hidup pada suhu 28o–31oC. selain itu, bakteri ini sangat membutuhkan pasokan oksigen. 
            Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%).
            Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa.
            Factor lain yang dominan mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.
            Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, dan fase kematian.
            Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter Xylinum dalam membentuk nata.


METODE PENDEKATAN / PELAKSANAAN

1.    Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini praktikan diharapkan dapat membuat Nata de Coco.

2.    Perincian Kerja
·      Penyiapan bahan.
·      Pencampuran air kelapa dengan starter.
·      Pembuatan Nata de coco

3.    Waktu dan Tempat
Waktu : 18 Februari s.d 2 Maret 2014
Tempat : Komp. Permata Hijau blok. C no. 31 rt.01/rw.16 Desa Jelegong.

4.    Alat dan Bahan
Komposisi bahan:
Jenis Bahan
Ukuran
Air kelapa
1 liter (1000 ml)
ZA
sdm (0,5 gr)
Asam cuka
1 sdt
Bibit/Starter
200-300 ml (40-60 sdm)
Air
250 ml
Gula
25 gr

Alat yang dipergunakan:
Nama alat
Jumlah
Panci
1 buah  
Saringan
1 buah         
Loyang
1buah                           
Serbet
1 buah           
Sendok pengaduk
1 buah              
Kompor
1 buah
Corong
1 buah
Botol
1 buah
Karet gelang
1 buah
Jumlah
9 buah


Kegunaan bahan dan alat serta tempat memperoleh/membeli:

Bahan/Alat                         Kegunaan                             Tempat memperoleh

* Air kelapa                   Media pertumbuhan                   Pasar tradisional

* Panci                            Tempat perebusan                    Toko alat rumah tangga

* Saringan                       Tempat menyaring                    Toko alat rumah tangga
                                         air kelapa

* Loyang plastik              Tempat pemeraman                  Toko alat rumah tangga

* Kompor                        Pemanas                                    Toko alat rumah tangga

* Sendok pengaduk         Untuk mengaduk                      Toko alat rumah tangga

* ZA                               Mempercepat pertumbuhan       Toko bahan kimia
                                       bakteri

* Biang cuka                   Mempercepat pertumbuhan       Toko bahan kimia
                                       bakteri

* Serbet                           Penutup Loyang                         Pasar Minggu    
* Karet gelang                 Penutup pinggiran loyang          Pasar


Komposisi air kelapa

Kandungan

%

Kandungan

Mg/100 mg

Air
95,50
Fe
0,30
Nitrogen
0,05
Zat padat total
4,71
Asam fosfat
0,56
Gula reduksi
0,80
Kalium
6,60
Gula total
2,08
Kalsium oksida
0,69
Mineral (abu)
0,62
Magnesium oksida   

0,59


Sumber: Pandalai (1958) dalam Woodroof (1970)

Komposisi vitamin dalam air kelapa
Vitamin
Ug/cc
Asam nikotinat
0,01
Biotin
0,02
Asam pantotenat
0,52
Riboflavin
0,01
Asam folat
0,03
              Sumber: Dolendo dan Pacita (1967)

Pembuatan Bibit Nata de Coco

            Bibit atau starter merupakan suatu populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter tumbuh dengan cepat dan fermentasi segera terjadi. Dalam industry nata de coco, Pembuatan bibit nata de coco dimaksudkan untuk memperbanyak jumlah bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter xylinum yang dimanfaatkan untuk membantu fermentasi air kelapa. Pembuatan bibit nata biasanya dalam jumlah yang cukup banyak dan disimpan dalam botol transparan.
Tahapan pembuatan bibit nata de coco adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Persiapan Substrat

Substrat adalah media pertumbuhan bakteri A. xylinum, bentuk cair yang didalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan A. xylinum, untuk menghasilkan Nata de Coco.
Botol untuk membuat                                         Air kelapa yang sudah direbus dimasukkan ke dalam
bibit Nata de Coco di sterilkan               botol yang selanjutnya berfungsi sebagai bibit 

Penyiapan Botol
            Untuk sanitasi botol terlebih dahulu dicuci. Botol yang digunakan adalah botol sirup 630 ml, diusahakan tidak cacat (bibir botol tidak pecah, retak, dan lain-lain), tidak terdapat kotoran dan minyak di dalamnya, botol bening (transparan) dan botol warna gelap (coklat, hijau) tidak dianjurkan karena menyulitkan untuk mengidentifikasi bibit yang baik.
            Botol yang sudah dipilih, direndam dan dicuci menggunakan sabun colek dan air. Cara pencuciannya, basahi terlebih dahulu dengan air dan cuci dengan sabun. Untuk menghilangkan kotoran di dalam botol, gunakan sikat botol, kemudian dikocok-kocok sampai bersih. Untuk kotoran yang ada di luar, digosok menggunakan sabut penggosok atau spon busa sampai tidak terdapat lagi kotoran yang menempel.
            Bilas dengan air bersih sampai tidak ada kotoran dan busa sabun. Botol yang telah dicuci ditempatkan di atas loyang/bak dengan posisi terbalik, bertujuan untuk mempercepat hilangnya air sisa dari pencucian. kemudian dijemur.
            Botol kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai betul-betul kering dan tidak terdapat tetesan air. Setelah kering, dapat digunakan menjadi tempat bibit. Bila botol yang sudah bersih tersebut jumlahnya banyak dan tidak semuanya digunakan, botol dapat disimpan dalam keadaan terbalik atau dapat juga disimpan di tempat bersih dengan menutup bibir botol dengan kertas koran dan diikat dengan karet. Cara ini dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi debu yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang diharapkan.


Tahap 2 : Cara penyiapan
Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco dengan bahan baku air kelapa ádalah sebagai berikut:
1. Air kelapa yang diperoleh dari pasar disaring dengan menggunakan saringan yang bersih. Ke dalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10%. Gula ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen. Urea (sebanyak 0,5 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa bergula yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil didihkan.
2. Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat glacial (asam cuka ) sebanyak 2% atau asam cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa).
3. Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam outoclave pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm, selama 15 menit (atau didihkan selama 15 menit).
Penyiapan Starter

Starter adalah bibit A. xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substratpertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri A. xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata , yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya karapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari).
Cara penyiapan starter adalah sebagai berikut:
1. Substrat disterilkan dengan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira susu 40 oC, sebanyak 300 ml dimasukkan ke dalam botol steril volume 500 ml.
2. Substrat dalam botol steril diinokulasi (ditanami bibit bakteri Acetobacter xylinum) sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek api), bibit Acetobacter xylinum. Substrat digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan kecepatan 140 rpm (secara manual digojog setiap 2-4 jam). 
       Botol berisi bibit Nata de Coco

Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung didalam substrat oleh mikroba (kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa /Nata de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses katabolisme maupun proses anabolisme.
Fermentasi substrat air kelapa yang telah dipersiapkan sebelumnya prosesnya sebagai berikut:
1. Substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40oC.
2. Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm.
3. Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat kemudian diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakan pada tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
Loyang diisi air kelapa yang telah dimasak, kemudian dicampurkan bibit dari botol.
4. Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu kamar. 
5. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata dapat dipanen.

  Proses Pengolahan Nata de Coco

Nata de Coco yang dipanen pada umur 7 hari, dalam bentuk lembaran dengan ketebalan 1 - 1,5 cm. Nata de Coco dicuci dengan menggunakan air bersih, diiris dalam betuk kubus, dicuci dengan menggunakan air bersih. Nata de Coco direndam dalam air bersih selama 2-3 hari. Agar rasa asam Nata de Coco hilang perlu direbus hingga selama 10 menit. Hingga tahap ini telah dihasilkan Nata de Coco rasa tawar.

Untuk menghasilkan Nata de Coco siap konsumsi yang memiliki rasa manis dengan flavour tertentu perlu dilakukan proses lanjut. Nata de Coco direbus dalam air bergula. Penyiapan air bergula dengan cara menambahkan gula pasir sebanyak 500 gr ke7 dalam 5 liter air ditambahkan vanili atau flavour agent lain untuk menghasilkan valour yang diinginkan. Potongan Nata de Coco bentuk dadu dumasukkan kedalam air bergula selanjutnya direbus hingga mendidih selama 15 menit. Nata de Coco didingankan dan siap untuk dikonsumsi.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam memproduksi nata de coco yakni adanya kontaminasi dari zat ataupun unsure lain yang tidak seharusnya, Loyang tempat menyimpan biakan nata de coco terlalu sering terkena goncangan, wadah yang digunakan untuk pembiakan kurang steril sehingga masih ada bakteri-bakteri lain, dan masih banyak lagi faktor lain yang dapat menyebabkan kegagalan.







PEMBAHASAN

Kandungan Gizi Nata de Coco
            Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Biologi LIPI, kandungan gizi nata de coco per 100 gram nata mengandung 80% air, 20 gram karbohidrat, 146 kal kalori, 20 gram lemak, 12 mg Kalsium, 2 mg Fosfor dan 0,5 mg Ferrum (besi). Sedangkan kandungan gizi 100 gram nata de coco yang dikonsumsi dengan sirup adalah 67,7% air, 12 mg Kalsium, 0,2% lemak, 2 mg Fosfor (jumlah yang sama untuk vitamin B1 dan Protein), 5 mg zat besi dan 0,01 ng (mikrogram) Riboflavin.
            Kandungan nutrisi dalam nata de coco tidak terlalu tinggi, terutama kalori. Maka, nata de coco baik untuk dikonsumsi oleh orang yang menjalani diet rendah kalori. Apalagi, nata de coco kaya akan serat yang bermanfaat untuk melancarkan pencernaan. Jika Anda mengalami sembelit atau konstipasi, Anda dapat mengkonsumsi nata de coco. 
            Serat nata de coco terdiri dari dua macam yaitu serat larut air yang berfungsi untuk mengikat kadar air, menyerap karbohidrat dan melambatkan proses penyerapan glukosa. Serat yang lain bernama serat tidal larut air fungsinya untuk melancarkan saluran cerna. 
            Karena produk nata de coco terbilang rendah nutrisi, banyak produsen nata de coco melakukan fortifikasi pangan. Fortifikasi pangan adalah proses penampahan satu atau lebih nutrisi (zat gizi) ke dalam suatu makanan. Misalnya penambahan zat besi pada produk mie instan, permen dan tepung. Gunanya untuk mencegah defisiensi (kekurangan) nutrisi pada masyarakat akibat kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan kemasan yang rendah nutrisi
            Nata de coco pun mengalami fortifikasi beberapa vitamin dan mineral, gunanya untuk meningkatkan nilai gizi dan mampu bersaing dengan produk bernutrisi lainnya. Beberapa vitamin dan mineral ditambahkan dalam kandungan gizi nata de coco seperti vitamin C, vitamin B1, riboflavin, kalsium, fosfor dan lainnya. Zat-zat vitamin dan mineral ini bersifat stabil dalam suhu kamar yaitu 20 sampai 25 derajat Celcius selama 11 bulan atau lebih. Selain itu agar konsumen dapat menerima produk nata de coco ini, produsen menambahkan ekstrak perisa atau essens seperti jeruk, vanilla, stroberi, dan lain-lain.

Mikrobia yang berperan penting :
·         Acetobacter pasteurianus.
·         Acetobacter xylinum

Ø  Nata sudah dapat dibuat dari :
·         Nira ( Nata de Nira ),
·         Limbah Tahu ( Nata de Soya ),
·         Limbah Nenas ( Nata de Fina ),
·         Limbah Cacao ( Nata de Cacao ),
·         Cucian Beras ( Nata de Rice ),

Ø  Bibit Nata dapat disediakan dalam tiga bentuk, yaitu :
·         Bibit Isolat dari alam,
·         Bibit murni biakan agar miring,
·         Bibit cair “ Molina “.



Ø  Klasifikasi Acetobacter xylinum.
Devisio      :   Prothophyta
Klas           :   Schizomycetes
Ordo          :   Eurobacteraceae
Famili        :   Acetobacteraceae
Genus        :   Acetobacter
Species      :   Acatobacter xylinum.

Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan Nata de Coco
a)     Pengaruh Inokulum dan Umur Biakan Starter
Inokulum yang akan digunakan sebagai starter harus mengandung mikrobia yang produktif. Selain umur biakan starter merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap rendemen dan ketebalan Nata de Coco yang diperoleh. Menurut Atik dkk dalam Natsir (1979), umur biakan mikrobia yang digunakan sebagai starter maksimum berumur 3 hari. Apabila mikrobia yang akan digunakan mempunyai umur lebih dari tiga hari, maka terlebih dahulu harus diremajakan, sedangkan menurut Yutono dkk dalam Natsir (1979) pada umur biakan starter 48 jam, kemungkinan Acetobacter xylinum berada dalam fase logaritma waktu generasi paling cepat.
Menurut Ganjar dalam Natsir (1989) untuk memperoleh hasil yang optimum dalam proses fermentasi harus diketahui beberapa sektor antara lain :
·      Pemeliharaan mikrobia termasuk peremajaannya.
·      Umur sel mikroba pada waktu yang akan digunakan.
·      Banyaknya sel mikrobia yang ditumbuhkan pada media.
b)     Pengaruh Sumber Nitrogen
Nutrient yang diperlukan untuk memenuhi pertumbuhan energi antara lain Nitrogen, Carbon, Vitamin dan Mineral. Nitrogen dan mineral biasanya digunakan yang ekstrak seperti Pepton, (NH4)2SO4, Natrium nitrat, Magnesium sulfat dan Amonium sulfat. Sumber Nitrogen sangat penting dalam pembentukan pelikel Nata de Coco, sedangkan Nitrogen yang biasa digunakan sebesar 0,25%.
c)     Pengaruh Gula dan Tingkat Keasaman Media
Gula merupakan sumber energi yang dapat menghasilkan asam asetat bersamaan dengan terbentuknya sellulosa yang membungkus sel bakteri, semakin banyak gula yang ditambahkan maka rendemen “Nata” yang didapatkan semakin meningkat sampai mencapai batas maksimum 155 dari ketinggian medium fermentasi. Pada konsentrasi yang lebih besar hasilnya menurun atau berkurang.
d)     Pengaruh Media dan Kondisi Lingkungan
Medium yang digunakan untuk pertumbuhan mikrobia dalam suatu proses fermentasi harus mengandung semua elemen yang dibutuhkan mikrobia tersebut dalam pertumbuhannya baik untuk keperluan sintesis maupun dalam proses metabolismenya.
Selain itu sanitasi dan kebersihan lingkungan kerja tidak kalah pentingnya, mengingat kondisi medium fermentasi yang mudah terkontaminasi oleh berbagai jenis mikroba dari udara. hal ini dapat menyebabkan menurun atau gagalnya pembentukan Nata de Coco.
e)     Pengaruh Aerasi dan Agitasi Medium terhadap Pembentukan Nata de Coco
Inokulasi Nata de Coco akan menurun atau tidak berproduksi sama sekali apabila dalam keadaan kurang udara atau terjadinya agitasi (pengocokan).




1.   Saring air kelapa yang akan diolah menjadi starter.
2.   Rebus air kelapa yang sudah disaring hingga mendidih.
3.   Tambahkan gula 100 gr ke dalam rebusan air kelapa
4.   Tambahkan ZA sebanyak  0,5 gr ke dalam rebusan air kelapa
5.   Tambahkan cuka sebanyak 0,5 sendok makan
6.   Aduk hingga merata,biarkan sampai mendidih
7.   Masukkan dalam botol kaca yang telah dipasteurisasi
8.   Tutup botol dengan kertas serbet dan diikat dengan menggunakan  karet gelang
9.   Simpan dalam suhu kamar, diamkan selama 1 minggu.

1.   Saring air kelapa yang akan diolah menjadi Nata De Coco.
2.   Rebus air kelapa yang sudah disaring hingga mendidih.
3.   Masukkan dalam wadah atau Loyang yang telah dipasteurisasi
4.   Tutup loyang dengan serbet lalu diikat dengan menggunakan  karet gelang
5.   Biarkan dingin,setelah itu tambahkan starter. fermentasikan selama 5-7hari hingga terbentuk lapisan putih di atas/bawah permukaan air kelapa
6.   Setelah nata terbentuk,maka siap dipanen.
7.  Direndam dengan air, dan dicuci bersih
8.  Dipotong kecil-kecil sesuai dengan ukuran
9.  Direbus sebanyak 4 kali dalam air mendidih.
10.  Setelah mendidih angkat dan simpan di dalam loyang beberapa hari hingga proses penggulaan dirasa sudah cukup/selesai.
11.  Nata de coco siap dinikmati








KESIMPULAN DAN SARAN
a.    Kesimpulan

Ø  Bahwa pembuatan nata de coco memerlukan waktu sekitar kurang lebih 1 minggu.
Ø  Dan dalam pembuatannya menggunakan bakteri acetocbacter xylinum. Selain itu, pembuatan bakterinya juga memerlukan waktu sekitar 1 minggu. Dan dalam pembuatannya, masuk dalam kategori rumit. Karena mengandalkan beberapa factor. Seperti keadaan yang lembab, komposisi yang tepat dan tempat yang steril dari bakteri / mikroba yang bersifat parasit.
Ø  Beberapa tahapan pembuatan Nata de Coco ádalah sebagai berikut: pemeliharaan kultur A. xylinum, pembuatan starter, pembuatan media fermentasi atau substrat, fermentasi, pemanenan, dan pengolahan.
Ø  Teknologi pembuatan Nata de Coco merupakan teknologi sederhana, namun dalam proses pembuatannya memerlukan perhatian pada titik kritis yaitu; pemeliharaan kultur A. xylinum, penyiapan starter dan proses fermentasi.
Ø  Kebersihan merupakan faktor sangat penting untuk keberhasilan dan proses pembuatan Nata de Coco.
Ø  Bahwa nata de coco yang baik adalah nata de coco yang mempunyai massa yang kokoh dan kenyal, tebal, putih dan tembus pandang.

b.      Saran
     Pada saat melaksanakan praktikum diharapkan para siswa agar hati-hati dan teliti dalam melaksanakan praktikum, supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. 

HASIL PRAKTIKUM
1.      Pembuatan starter Acetobacter xylinum
No.
Hari/tanggal
Kondisi Starter
Keterangan
1.      1.  
Selasa, 18 Februari 2014



2.    2.    
Rabu, 19 Februari 2014





3.   3.     
Kamis, 20 Februari 2014





4.   4.     
Jum’at, 21 Februari 2014





5.   5.     
Sabtu, 22 Februari 2014






6.   6.     
Minggu, 23 Februari 2014





  
  
HASIL PRAKTIKUM
1.      Pembuatan nata de coco menggunakan bibit Acetobacter xylinum
No.
Hari/tanggal
Kondisi Nata
Keterangan
1.      1.  


2.    2.    





3.   3.     





4.   4.     





5.   5.     






6.   6.     






DAFTAR PUSTAKA
Ø  R.E. Buchanan & N.E. Gibson (Ed) Bergeys Manual of Determinatif
Ø  Bacteriology, Eight Edition. The Williams & Wilkins Co. Baltimore.
Ø  Moat, A.G. 1979. Microbial Physiology. Jhon Willey & Sons, New York, 600p.
Ø  Masaoka, C., Ohe, T., & Sakato, N., 1993. Production of Cellulose from Glucose by
Ø  Acetobacter xylinum. J. Ferment. Bioeng. 75: 18-22.
Ø  Pracaya. Bertanam Nanas. Penebar Swadaya. Salatiga.
Ø  Anonim. 2009. Pembelajaran. Online (http://wikipedia.com/pembelajaran,
Ø  Forng, E.R., Anderson,S.M., & Cannon, R.E.. 1989. Synthetic Medium for Acetobacter Xylinum That Can Be Used for Isolation of Auxotrophic Mutan and Studyof Cellulose Biosynthesis. App. and Environ. Microbiol. 55 :  1317-1319.
Ø  Lapuz, M. M., Gollardo E.G., & Palo M.A. 1967. The Organism and Culture Requirements, Characteristics and Identity. The Philippine J. Science. 98:191 – 109.
Ø  Ley, J.D., & Frateur, J. 1974. Genus Acetobacter. Bejering. 1889. : 126 – 277. Dalam R.E. Buchanan & N.E. Gibson (Ed) Bergeys Manual of Determinatif Bacteriology, Eight Edition. The Williams & Wilkins Co. Baltimore.
Ø  Moat, A.G. 1979. Microbial Physiology. Jhon Willey & Sons, New York, 600p.
Ø  Masaoka, C., Ohe, T., & Sakato, N., 1993. Production of Cellulose from Glucose by Acetobacter xylinum. J. Ferment. Bioeng. 75: 18-22.
Ø  Pracaya. Bertanam Nanas. Penebar Swadaya. Salatiga.
Ø  Swissa, M., Aloni, Y., Weinhouse, H. & Benziman, M. 1980. Intermediary step in Acetobacter xylinum Cellulose Synthesis” Studies whit whole Cells and Cell Free Preparation of the Wild Type and A Celluloses Mutant. J. Bacteriol. 143: 1142 – 1150.
Ø  Tim Penyusun, Petunjuk Praktikum, “Teknologi Bioproses”, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar. 2005
Ø  Sutarminingsih, 2004.http://www.natadecocoindonesia.
Ø  http://inacofood.wordpress.com
Ø  http://bioindustri.blogspot.com/2008/05/kemampuan-bakteri-acetobacter-xylinum.html             

Ø  http://www.smallcrab.com/others/448-membuat-nata-de-coco 

No comments:

Post a Comment