Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan
Olahraga Pencak Silat
Ditujukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan Di SMA Negeri Jatinangor
Disusun Oleh :
M. Faris Wijayanto
KELAS : XII IPA 4
SMA NEGERI JATINANGOR
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.22 Tlp/Fax.
(022)7782096/70357679 Sumedang, Website : http://smanjatinangor.sch.id,
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Olahraga Pencak Silat”.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami
mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah
selanjutnya.
Terima kasih.
Jatinangor,
09 Desember 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
masalah ........................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah
.................................................................................... 2
1.3
Tujuan Penelitian
...................................................................................... 2
1.4
Metode Penelitian
...................................................................................... 2
1.5
Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Pencak Silat
..................................................................................... 4
BAB III HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pencak
silat
................................................................................. 9
3.2 Perkembangan dan penyebaran Pencak Silat
............................................... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 18
4.2 Saran
................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 19
LAMPIRAN
................................................................................................................ 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai
cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan,
adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut
"jurus" dan senjata.
"Jurus"
adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun
menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat
sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan
dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan
perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan.
Di dalam memenuhi
kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara dan
sarana di antaranya dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni
dan olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan batin dan lahir. Salah satu
pengembangan seni jurus tersebut adalah pencak silat.
Di bawah ini secara
singkat akan diuraikan beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi:
sejarah, falsafah, jenis, aliran, perguruan dan pendekar Pencak silat,
penelitian dan penulisan tentang Pencak Silat, pengembangan dan penyebaran
Pencak Silat serta tantangan terhadap Pencak Silat. Keseluruhan uraian akan
disimpulkan secara umum.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, dapat kami merumuskan beberapa masalah, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Apa itu pencak silat?
2. Bagaimana sejarah pencak silat?
3. Bagaimana perkembangan
dan penyebaran pencak silat?
4. Apa yang menjadi
tantangan terhadap perkembangan pencak silat?
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di
atas maka kami dapat mengambil tujuan
sebagai berikut : sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui
pengertian pencak silat.
2. Untuk mengetahui sejarah pencak silat.
3. Untuk mengetahui
perkembangan dan penyebaran pencak silat.
4. Untuk mengetahui
tantangan yang terdapat dalam perkembangan pencak silat.
1.4Metode
Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi
yang diperlukan, penulis menggunakan metode penelitian. Adapun teknik yang
dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1
Studi Pustaka
Pada
teknik ini, penulis membaca literatur atau sumber dari buku dan internet yang
berkaitan dengan Olahraga Pencak Silat.
2
1.5 Manfaat
Penelitian
·
Bagi siswa dan para remaja makalah ini dapat dijadikan sumber
pengetahuan dalam Olahraga Pencak Silat.
·
Bagi guru makalah ini dapat dijadikan strategi alternatife dalam
memberikan materi kepada siswanya tentang Olahraga Pencak Silat.
·
Bagi masyarakat makalah ini dapat dijadikan sebagai cerminan untuk
mengetahui bagaimana pentingnya olahraga terutama pada olahraga Pencak Silat.
·
Menambah
pengetahuan tentang Olahraga Pencak Silat.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Sejarah Pencak Silat
Tradisi silat diturunkan secara lisan
dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal
itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Kebanyakan
sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke
daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang
seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia
mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri
diIndonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku
asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang,
perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan
nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan.
Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budayasuku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah
pesisir pulau Sumatera danSemenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua
francabahasa Melayu di berbagai daerah di
pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional
mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu
beladiri dari Cina dan India dalam silat.
4
Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu.
Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat)
adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah
beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun
perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan
itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka
kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan
Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang
dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka
meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.
Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Silat
berkembang
di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan
Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap
penjajah asing. . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela
diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan
Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan
Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan
Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, danPersekutuan
Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula
puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini
telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan
internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
5
Pencak
Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang
sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi
geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh
bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini
Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun
mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian
bangsaIndonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun.
Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri
bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung
jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya
secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan
sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena
dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di
mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.
Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi dalam kurun
waktu :
Para ahli
pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu
pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak
dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang
mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan
dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan
diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan
yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama
Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga
basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya.
6
Suatu
pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi
perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan
tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri
Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya.
Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok.
Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri
bangsaIndonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan
kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil
Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa
pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah,
yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan
semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari
penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak
Silat untuk masa sesudahnya.
Politik
Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap
Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan
Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di
mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat.
Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah.
Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu
olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan
olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu
karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan
kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa
kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar
lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.
7
Namun
kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai
insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang
semula didudukinya dalam masyarakat kita.
Walaupun
di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk
berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami
melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan
keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan
mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas
Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak SilatIndonesia maka
pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai
oleh Mr. Wongsonegoro.
Program
utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di
seluruhIndonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk
memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pencak silat
Pencak Silat adalah
kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan
bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni
kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan
Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia,
Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam).
Kata Pencak biasa
digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata Silat
biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan
Filipina.
Penggabungan kata
Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada
waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan
Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat
IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.
Sejak saat itu Pencak
Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang mengajarkan
Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan
istilah Pencak Silat.
Di dunia internasional
Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisasi Federatif
Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa, disingkat
PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan,
kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.
9
3.1.1 Jenis dan aliran Pencak Silat
Berdasarkan pada 4
aspek yang terdapat pada substansinya, wujud fisikal dan visual atau praktek
pelaksanaan Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 4 jenis. Praktek pelaksanaan
dari masing-masing jenis Pencak Silat itu mempunyai tujuan tersendiri dan
berdasarkan pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada salah satu aspek
tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.
Keempat jenis Pencak
Silat tersebut adalah :
1. Pencak Silat Mental-Spiritual atau
Pencak Silat Pengendalian Diri (karena wujud fisikal dan visual
mental-spiritual adalah pengendalian diri), yang praktek pelaksanaannya
bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri dan karena itu lebih
menekankan pada aspek mental-spiritual.
2. Pencak Silat Beladiri, yang praktek
pelaksanaannya bertujuan untuk pembelaan diri secara efektif dan karena itu
lebih nenekankan pada aspek beladiri
3. Pencak Silat Seni, yang praktek
pelaksanaannya bertujuan untuk mempertunjukkan keindahan gerak dan karena itu
lebih menekankan pada aspek seni.
4. Pencak Silat Olahraqa, yang praktek
pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan prestasi
keolahragaan dan karena itu lebih menekankan pada aspek olahraga.
Aspek-aspek yang tidak
menjadi fokus masih tetap terlihat dengan kadar yang berbeda, ada yang jelas
dan ada yang samar-samar. Karena itu, masing-masing jenis Pencak Silat itu
tetap mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan kebulatan. Masing-masing
memiliki nilai-nilai etis (mental-spiritual), teknis (beladiri), estetis (seni)
dan sportif (olahraga) sebagai satu kesatuan.
10
Praktek pelaksanaan
"jurus" dari masing-masing jenis Pencak Silat dilakukan dengan gaya
yang bermacam-macam. Gaya unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah
dibedakan dari gaya lainnya, disebut "aliran" Pencak Silat. Bagaimana
pun wujud keunikan suatu gaya (aliran), nilai-nilai keempat aspek Pencak Silat,
yakni etis, teknis, estetis dan sportif sebagai satu kesatuan tetap ada dan
terlihat. Jika tidak, ia tidak mempunyai nilai sebagai aliran Pencak Silat.
Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat dilakukan
oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai "jurus"
Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek fisikal dan tidak
menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.
Dalam dunia Pencak
Silat, aliran bukanlah faham atau mazhab. Karena itu jenis dan aliran Pencak
Silat apapun tetap dijiwai falsafah budi pekerti luhur dan mempunyai aspek
mental-spiritual sebagai aspek pengendalian diri.
Pada jenis Pencak Silat
Beladiri, terdapat aliran yang menggunakan "tenaga supernatural"
dalam gaya pelaksanaan "jurus"nya. Tenaga supranatural yang disebut
"tenaga dalam", "tenaga dasar" atau "tenaga
tambahan" ini merupakan penguat "jurus" atau kekebalan badan.
Adanya aliran yang menggunakan "tenaga supernatural" telah memperkaya
Pencak Silat.
3.1.2. Perguruan dan pendekar Pencak Silat
Pengertian perguruan
Pencak Silat sering dikacaukan dengan aliran Pencak Silat. Perguruan Pencak
Silat adalah lembaga pendidikan tempat berguru Pencak Silat. Berguru mempunyai
konotasi belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi
secara langsung dan tuntas oleh sang guru, sehingga orang yang berguru
diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya.
11
Sang guru tidak akan
mendidik, meningkatkan atau memperluas pendidikannya kepada seseorang yang
mentalitasnya (kemampuan pengendalian diri atau budi pekertinya) dinilai tidak
atau kurang memadai. Dalam kaitan itu, di waktu yang lalu tidak mudah bagi
seseorang untuk menjadi murid atau anggota perguruan Pencak Silat. Ujian- ujian
berat yang menyangkut sikap mental harus ditempuh lebih dulu dan lulus.
Ditinjau dari segi jenis Pencak Silat yang diajarkan, maka terdapat 4 kategori
perguruan Pencak Silat, yakni :
1. Perguruan Pencak Silat Mental-Spiritual,
yang menekankan pendidikannya secara intensif pada aspek mental-spiritual
Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan pengendalian diri yang
tinggi kepada murid atau anggotanya.
2. Perguruan Pencak Silat Beladiri, yang menekankan pendidikannya pada aspek
beladiri Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemahiran teknik beladiri
yang tinggi tanpa atau dengan menggunakan berbagai macam senjata kepada murid
atau anggotanya.
3. Perguruan Pencak Silat Seni, yang menekankan pendidikannya pada
aspek. seni Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk keterampilan
mempertunjukkan keindahan gerak Pencak Silat kepada murid atau anggotanya,
tanpa atau dengan iringan musik tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan
senjata, sesuai dengan ketentuan "wiraga" (teknik gerak),
"wirama" (irama gerak yang selaras, serasi dan seimbang) dan
"wirasa" (pelembutan dan penghalusan teknik dan irama gerak melalui
kreativitas dan improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).
12
4. Perguruan Pencak Silat Olahraga, yang menekankan pendidikannya pada
aspek olahraga Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan
mempraktekkan teknik- teknik Pencak Silat yang bernilai olahraga bagi
kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pertandingan. Bagi kepentingan
pertandingan, pendidikan disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang
berlaku.
Perguruan Pencak Silat
Beladiri merupakan perguruan yang terbanyak, diantaranya ada yang mengajarkan
"tenaga supernatural". Sejak tahun 1970-an, banyak perguruan Pencak
Silat Beladiri yang mengajarkan Pencak Silat Olahraga untuk kepentingan
pertandingan dengan tujuan agar murid atau anggotanya dapat mengikuti kejuaraan
Pencak Silat Olahraga, karena hanya jenis Pencak Silat ini yang
dipertandingkan. Pencak Silat Beladiri dan Pencak Silat Seni tidak
dipertandingkan tetapi dilombakan dalam bentuk pertunjukan dan peragaan.
Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan Pencak Silat dapat
dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:
1. Perguruan Pencak Silat tradisional, dengan
ciri-cirinya yang menonjol antara lain:
·
Pucuk pimpinan
perguruan bersifat turun-temurun.
·
Penerimaan calon murid
melalui ujian seleksi dan masa percobaan yang ketat.
·
Metoda pendidikan
bersifat monologis.
·
Pelanggaran terhadap
disiplin perguruan dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota.
·
Tidak mengenal
atribut-atribut maupun bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan
pendidikannya.
·
Tidak memungut iuran
atau sumbangan dari anggotanya.
·
Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan.
13
2. Perguruan Pencak Silat. modern, dengan
ciri-ciri utamanya antara lain :
·
Pimpinan dan pengurus
perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang dipandang handal
sebagai calon.
·
Bersifat terbuka dan
bebas dalam penerimaan calon murid.
·
Tidak mengadakan masa
percobaan tetapi masa pendidikan sebagai pemula.
·
Metoda pendidikan
bersifat dialogis dan analitis.
·
Disiplin perguruan
ditegakkan melalui penyadaran dengan argumen rasional.
·
Mempunyai
atribut-atribut dan bentuk-bentuk tertulis yang menyangkut perguruan dan
pendidikannya.
·
Memungut iuran dan
sumbangan dari anggotanya sebagai sumber dana untuk membiayai kegiatan
perguruan.
3.
Perguruan Pencak Silat: peralihan (transisional), dengan ciri-ciri pokoknya
antara lain:
·
Pucuk pimpinan
turun-temurun tetapi anggota pengurus perguruan dipilih dari antara kader-kader
perguruan yang handal sebagai calon.
·
Penerimaan calon murid
melalui seleksi dan yang diterima diberi Status sebagai anggota sementara.
·
Metoda pendidikan
bersifat dialogis terbatas dalam arti tidak menyangkut hal-hal yang prinsipiil.
·
Disiplin perguruan
ditegakkan melalui wejangan-wejangan.
·
Mempunyai
atribut-atribut dan bentuk-bentuk tulisan yang menyangkut perguruan dan
pendidikannya secara terbatas.
·
Tidak memungut iuran
tetapi tidak menolak sumbangan dari anggotanya.
·
Kegiatan perguruan
dibiayai oleh pimpinan dan dari dana sumbangan.
14
Di Indonesia terdapat
10 perguruan Pencak Silat yang disebut perguruan historis. Kesepuluh perguruan
tersebut adalah :
Setia Hati (SH), Setia
Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD), Perisai Putih, Phasadja Mataram, PERPI
Harimurti, Tapak Suci, Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara dan
Putra Betawi.
Yang termasuk perguruan
besar di Indonesia antara lain: Merpati
Putih, Bangau Putih, Satria Muda Indonesia dan Kateda Indonesia.
Pimpinan perguruan
Pencak Silat pada umumnya berkualifikasi pendekar, yakni suatu status tertinggi
yang berkaitan dengan kemampuan pengamalan ajaran falsafah Pencak Silat secara
konsisten dan konsekuen yang patut ditauladani sekaligus berkaitan juga dengan
kemahiran dalam praktek pelaksanaan Pencak Silat menurut kaidahnya. Di
lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah digunakan sebagai gelar
untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat, diantaranya ada yang sifatnya
berjenjang.
3.2 Perkembangan dan penyebaran Pencak Silat
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat dilakukan oleh perguruan-perguruan
Pencak Silat. Setelah Perang Dunia ke-2, kegiatan perguruan-perguruan tersebut
di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dikordinasikan oleh
organisasi nasional Pencak Silat, yakni IPSI yang dibentuk pada tahun 1948,
PERSISI yang dibentuk pada tahun 1976, PESAKA yang dibentuk pada tahun 1983 dan
PERSIB yang dibentuk pada tahun 1987. Organisasi nasional Pencak Silat juga
dibentuk di negara- negara lain. Untuk mengarahkan dan mengkordinasikan upaya
pengembangan dan penyebaran Pencak Silat secara internasional, pada tanggal 11
Maret 1980 di Jakarta dibentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa
(PERSILAT). Menurut konstitusinya, PERSILAT mempunyai 3 macam anggota, yakni :
15
1. Anggota Pendiri, yang terdiri dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.
2. Anggota Gabungan, yang terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat
lainnya yang
telah diakui oleh suatu badan tingkat nasional yang berwenang menangani
masalah Pencak Silat di negara yang bersangkutan dan telah diterima menjadi
anggota PERSILAT.
3. Anggota Bersekutu, yang terdiri dari organisasi Pencak Silat yang belum
diakui oleh badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah Pencak
Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT dapat mewakili negaranya dan telah diterima
menjadi anggota PERSILAT.
Pengembangan dan
penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat dilaksanakan secara simultan,
meliputi segi fisik dan non-fisik (mental- Spiritual dan falsafah). Tetapi hal
ini belum sepenuhnya terlaksana. Yang sudah terlaksana baru Pencak Silat
olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum mantap.
Upaya pengembangan dan
penyebaran Pencak Silat Olahraga dilaksanakan antara lain dengan
menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di Indonesia setiap tahun diadakan
kejuaraan nasional Pencak Silat untuk pesilat dewasa dan remaja secara
berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang bersangkutan diadakan PON
(Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan.
Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga diikutsertakan dalam SEA Games.
Dalam tahun- di mana Pencak Silat Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga
tidak menyelenggarakan kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu
dimulai dari kejuaraan tingkat kecamatan. Upaya pengembangan dan penyebaran
Pencak Silat Seni dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau lomba. Di
Indonesia IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982.
16
Untuk mengefisienkan
penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan dengan kejuaraan
Pencak Silat Olahraga. Lomba Pencak Silat Beladiri sedang diusahakan untuk juga
dapat diselenggarakan, yang akan diintegrasikan juga dengan kejuaraan Pencak
Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan nasional Pencak Silat
Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan pernbicaraan dalam rangka
peningkatan upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat. Pembicaraan serupa
dalam tingkat kebijaksanaan, dilakukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) yang
diadakan setiap 4 tahun sekali. Upaya lainnya yang telah dan akan dilakukan
adalah Penataran Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan peraturan pertandingan,
merumuskan standar nasional Pencak Silat Olahraga, kriteria penilaian lomba
Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Beladiri serta metoda pendidikan dan latihan
Pencak Silat. Kejuaraan Pencak Silat Olahraga yang berskala internasional telah
6 kali dilaksanakan.
Pencak Silat sekarang
ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni di Indonesia, Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria, Jerman , Belgia, Denmark,
Swiss, Perancis, Yugoslavia, Spanyol, Inggris, Turki, Amerika Serikat,
Suriname, Thailand, Filipina dan Australia.
Di beberapa negara lain
sedang dirintis pengembangannya, antara lain di Myanmar, Kamboja, Laos dan
Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan untuk mengikuti pertandingan Pencak
Silat Olahraga dalam SEA Games, diantaranya ada yang meminta bantuan pelatih
dari Indonesia.
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan
umum sebagai berikut :
1. Pencak Silat berasal
dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia tenggara serta
memiliki jatidiri tersendiri.
2. Berdasarkan pada
nilai-nilai falsafahnya, Pencak Silat pada hakikatnya adalah substansi dan
sarana pendidikan rohani dan jasmani untuk membentuk manusia utuh yang
berkualitas tinggi baik mental maupun fisikal.
3. Tantangan-tantangan yang dapat menjatuhkan citra
Pencak Silat perlu diatasi dengan penyebaran pengetahuan tentang jatidiri
Pencak Silat, falsafah Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat serta meningkatkan
jumlah pelatih Pencak Silat yang handal dan profesional.
4.2 Saran
1. Pencak silat merupakan salah satu warisan yang patut untuk terus
dijaga dan dikembangkan.
2. Melalui serangkaian proses perputaran zaman sampai pada akhirnya
pencak silat menjadi hak paten sebagai cabang olahraga yang diakui baik dari
nasional maupuan internasional.
3. Sudah sepatutnya pencak silat harus terus dijaga, dilestarikan,
dan dikembangkan.
4. Semoga uraian tentang nilai-nilai dan perkembangan Pencak Silat
ini dapat memberikan tambahan pengetahuansekitar Pencak Silat bagi
mereka yan
18
DAFTAR PUSTAKA
http:\\Makalah Silat\Contoh Makalah Pencak Silat ~ adanzsites.htm
http:\\Makalah Silat\Gado-Gado Serumpai...
Makalah Pencak Silat.htm
http:\\Makalah Silat\Makalah Olahraga Pencak Silat.htm
http:\\Makalah Silat\Makalah Pencak Silat
Morfo biru.htm
http:\\Makalah Silat\martono makalah
pencak silat tapak suci.htm
http:\\Makalah Silat\PENCAK SILAT (Makalah Olahraga Beladiri)
Jun'S blG.htm
http:\\Makalah Silat\WARNET DI NET TALAGA
MAKALAH PENCAK SILAT.htm
No comments:
Post a Comment