Indonesia
mempunyai berbagai macam suku dan budaya dengan ragam bahasa dan kekayaan alam
yang sangat melimpah. Beragamnya suku dan budaya menjadikan bangsa
Indonesia terkenal dengan tempat pariwisatanya baik dalam bidang budaya maupun
panorama keindahan alam sehingga membuat negara Indonesia seakan-akan menjadi
sebuah surga yang banyak diincar oleh parawisatawan baik dalam negeri,
mancanegara, maupun internasional. Seiring dengan derasnya arus globalisasi,
bangsa Indonesia seakan menjadi terlelap dengan perubahan zaman sebab banyak
sekali kekayaan alam dari tanah surga yang rampas oleh bangsa asing seperti
pertambangan PT. Freeport Indonesia (PTFI atau Freeport) di Irian Jaya,
perkebunan sawit di pulau Kalimanan, Sumatra dan Sulawesi yang sebagian besar
merupakan milik perusahanan asing sedangkan bangsa Indonesia hanya bisa terdiam
dan asyik menyaksikan kekayaan alam yang mereka punya dikuras oleh bangsa lain.
Kekayaan bangsa Indonesia sangat
beragam, dari salah satu yang telah dipaparkan sebelumnya, bahasa daerah
merupakan salah satu dari kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Indonesia
memliki berbagai macam bahasa daerah yakni 748 bahasa daerah yang merupakan
sebagai bahasa ibu. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan
penuturnya, ini dapat dilihat dari peresentase penggunaan bahasa keseharian
dalam berkomunikasi dan bersosialisai yaitu lebih dari 90% warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa daerah sebagai bahasa kesaharian mereka.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik
Indonesia yang saat ini mulai meluntur dan kurang diminati dari banyak kalangan
baik pelajar maupun masyarakat umum, ini disebabkan mulai dari kebiasaan
menggunakan bahasa daerah dibandingkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dan
yang menjadi faktor besarnya yaitu sebagian besar dari persyaratan lapangan
kerja yang tersedia dan program beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah dan
perguruan tinggi yang harus mewajibkan mempunyai penguasaan dalam berbahasa
asing seperti Bahasa Inggris, sehingga menyebabkan kecerdasan anak bangsa
dinilai dari kemampuan bisa atau tidaknya dalam penguasaan bahasa asing tanpa
melihat dari skill dan prestasi akademis yang mereka miliki. Fakta yang
menjadi sebuah bukti nyata bahwa kurangnya minat dan kemapuan berbahsa indonesia
dibandingkan bahasa asing dikalangan pelajar yaitu dapat dilihat dari hasil
belajar siswa melalui Nilai Ujian (UN). Dalam http://www.bisnis.com/ diberitakan, Tahun 2012 tercatat bahwa
siswa SMA yang tidak lulus UN mencapai 7.579 siswa, dari 1.524.704 peserta UN.
Menurut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, kebanyakan siswa jatuh di
nilai Bahasa Indonesia dan Matematika.
Meskipun Bahasa Indonesia bukan bahasa
ibu, namun kesadaran akan pentingnnya menjaga, dan memperdalami pelajaran
Bahasa Indonesia perlu tetap ditingkatkan demi mempertahankan keutuhan dan
kelestarian Bahasa Indonesia di negeri sejuta pahlawan ini. Tindakan yang dapat
diterapkan yaitu menumbuhkan rasa Nasionalisme dan kesadaran diri masing-masing
individu akan pentingnnya belajar dan menggunakan Bahasa Indonesia, baik dalam
lingkungan berkomunikasi antarsesama maupun dilingkungan skala nasional. Jika
hal tersebut tidak segera dilakukkan maka lambat laun Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional akan segera tersingkirkan oleh bahasa asing.
Ada sebuah pertanyaan besar untuk bangsa
ini, “Ini Indonesia ku atau Negerinya bangsa asing ?” itulah yang harus kita
jawab sekarang, sebab seiring dengan berkembangnya zaman dieraglobalisasi
banyak sekali keadaan yang telah berubah dari negeri tanah surga (Indonesia).
Negeri Indonesia soalah berubah menjadi negerinya bangsa asing sebab banyak
sekali jati diri dari bangsa Indonesia yang telah hilang, mulai dari
bergesernya secara perlahan-lahan Nasionalisme bangsa Indonesia terhadap Bahasa
Indonesia ke bahasa asing ( Bahasa Inggris), pengexploitasian sumber daya alam
dibumi Indonesia secara besar-besaran oleh perusahaan asing dan budaya barat
yang menggantikan budaya timur sehingga sekarang ini banyak sekali masyarakat
Indonesia terutama pemuda-pemudi yang bergaya dan berpenampilan ala budaya
barat dari sisi negatifnya membawa dampak buruk seperti meningkatnya
kasus-kasus kriminal, mengundang maksiat, tindakan asusila dan lainnya.
Segala bentuk kecemasan akan pergeseran
budaya dan perubahan jati diri bangsa Indonesia serta pengexploitasian kekayaan
yang ada dibumi Indonesia setidaknya membuat kita segera menyadari bahwa negeri
ini harus segera bangkit jangan biarkan kekayan di tanah surga
diexplotasi dan oleh bangsa asing. Ini Indonesia ku, ini Indonesia kita,
ini indonesia milik seluruh bangsa Indonesia bukan negerinya bangsa asing yang
sekehendak kemauan mereka menguasainya. Apakah kita sebagai bangsa Indonesia
tetap tinggal diam dengan segala bentuk penjajahan terhadap negara Indonesia ?.
Segera lakukanlah perubahan dan rebut kembali kekayaan alam yang menjadi hak
milik bangsa ini sehingga anak bangsa sendiri yang nantinya mengolah hasil alam
yang ada di Indonesia demi kemajuan dan kemakmuran negara tanah air Indonesia.
No comments:
Post a Comment